Tuhan, bisakah aku menerima hukum-hukum-Mu tanpa meragukannya terlebih dahulu? Karena itu Tuhan, maklumilah aku lebih dulu bila aku masih ragu akan kebenaran hukum-hukum-Mu. Aku selalu dalam persimpangan jalan ke-ragu-raguan. Aku tahu ini tidak baik bagiku dan aku tahu Tuhan, bahwa ke-ragu-raguan adalah hal terburuk dari sebuah keyakinan. Jika Engkau tidak suka akan hal ini, tolong berilah hambamu ini pengertian-pengertian sehingga keraguan itu hilang dan segeraku dibawa dari tahap keragu-raguan ketahap penerimaan Illahmu ya Allah.
Tuhan, murkakah Engkau bila aku berbicara dengan Mu dengan hati dan otak yang bebas, hati dan otak yang Engkau sendiri telah berikan kepadaku dengan kemampuan-kemampuan bebas sekali? Tuhan, murkakah Engkau bila otak dengan kemampuan-kemampuan mengenalnya yang Engkau berikan itu menggunakan sepenuh-penuhnya kemampuan itu?
Tuhan, aku ingin berbicara dengan Engkau dalam suasana bebas. Aku percaya bahwa Engkau tidak hanya benci pada ucapan-ucapan yang munafik begitu juga denganku, tapi juga benci pada pikiran-pikiran yang munafik, yaitu pikiran –pikiran yang tidak berani memikirkan yang timbul dalam pikirannya, atau pikiran-pikiran yang pura-pura tidak tahu akan pikirannya sendiri.
Saturday, February 25, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment