Saturday, September 09, 2006

Keterlaluan Ga' Sih?

Undangan dari Menteri Kesehatan: Pesta Pernikahan Spektakuler Malam Ini!

Menkes mantu dengan pesta megah, bikin jembatan es senilai Rp 250 juta

Anda ingin jadi saksi sebuah pesta pernikahan termahal tahun ini yang digelar oleh birokrat? Hadiri dan liput acara pesta pernikahan putra Menkes Fadilah Supari di Hotel Dharmawangsa Jakarta, mulai pukul 19.00 WIB. Atau Anda ingin punya pengalaman hidup tiada duanya: meniti jembatan es senilai Rp 250 juta yang menghubungkan satu ruangan dengan ruangan lainnya?

Menurut rencana, malam ini (Sabtu, 26/8), Menkes Fadilah Supari akan
menikahkan putranya, Jody Imam Prasodjo, dengan seorang gadis bernama Ayu Harsuci. Putra? Ya betul, putra, bukan putri! Jody baru saja diwisuda dari sebuah perguruan tinggi swasta termahal di Indonesia. Usai akad nikah di Perumahan Menteri Jl. Denpasar Raya, malam ini ia bikin pesta megah di Hotel Dharmawangsa Jakarta.

Sebelumnya, keluarga Menkes sudah pesan tempat di Balai Kartini, namun karena venue tersebut tak bisa dipakai untuk membangun jembatan es, pesanan dibatalkan. Dalam sejarah perkabinetan sejak masa Orba, baru satu menteri yang tercatat menggunakan Ballroom Hotel Dharmawangsa yang bertarif mahal untuk pesta perkawinan, yaitu mantan Mentamben Ginandjar Kartasasmita. Namun, biaya pesta pernikahan pesta putra Menkes ini memang tak semahal pesta ulang tahun Sultan Brunei Hasanal Bolkiah, cuma menghabiskan duit sekira Rp 15 miliar saja.

Sebulan lalu panitia tebar sekira 4.000 lembar undangan yang dikemas mewah, dan dipastikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Jusuf Kalla, serta beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu akan setor muka di pesta nan mewah tersebut. Mereka akan jadi saksi sebuah perhelatan terakbar di negeri yang punya banyak hutang ini.

Mereka akan lupakan sejenak virus flu burung, lumpur panas Lapindo, jeritan korban gempa, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan balita kurang gizi, serta perut lapar kaum papa. Peduli apa mereka dengan jeritan rakyat tiap harinya?

Sudah menjadi tradisi di negeri ini, kalau ada Menteri mantu, karyawan
departemen dilibatkan sepenuhnya. Orang-orang dinas di daerah juga ikut sibuk, 'saweran' dan todong kiri kanan atas bawah untuk beli kado yang pantas dipersembahkan ke Jakarta. Dalam tradisi kerajaan masa lalu, itu setara dengan upeti.

Artinya selama kurang lebih dua bulan sebelumnya, mereka harus dan kudu sibuk mengurusi persiapan untuk pesta itu. Telpon sana telpon sana minta sumbangan buat menambal biaya pesta. Dari beberapa perusahaan farmasi macam Kimia Farma, Biofarma, dan lainnya paling tidak terkumpul miliaran rupiah. Artinya, selama ini mereka - para birokrat - tak mengurusi pekerjaan utamanya yaitu mengabdi untuk kepentingan rakyat agar bisa hidup lebih sehat. Apa itu rakyat? I don't care!

Berikut antisipasi tanya jawab yang sudah disiapkan oleh Menkes apabila ada pertanyaan dari rekan-rekan wartawan:

Tanya:
Bu Menkes, negeri ini lagi susah, kenapa Ibu bikin pesta semegah ini?

Menkes:
Ya memang, saya ikut prihatin dengan kondisi negeri ini. Tapi harus
diingat ya, pernikahan kan Insya Allah cuma sekali seumur hidup. Jadi
wajar dong kalau dipestakan dengan meriah. Bukan karena 'aji mumpung' ..bukan karena aku menjabat jadi Menteri lho ya....(bukan Aji mumpung kali??Mumpung Aji dapet sabeetan gede kali?!ato Ibu ini ga mau kalah yah sama pernikahan Siti Nurhaliza yang biayanya Milyaran, mentang-mentang nama depannya sama!hehehe...)

Tanya:
Bu Menkes, sesuai tradisi di Indonesia, pihak mempelai pria sebenarnya tak perlu repot-repot bikin pesta dan tetek bengek lainnya. Kenapa yang memestakan kok pihak Ibu?

Menkes:
Maaf ya, menantu saya itu dari keluarga kurang mampu, jadi tak mungkin bisa bikin pesta meriah. Jadi nggak salah dong kalau saya yang kebetulan mampu ikut memestakan.(Duh sungguh mulia hati Ibu satu ini masih mau ber- menantukan keluarga kurang mampu, hiks.... T.T ..terharu!)

Tanya:
Duit untuk membiayai pestanya dari mana Bu?

Menkes:
Ya dari tabungan saya pribadi dong. Kalau ada yang menyumbang, asalkan ikhlas, nggak masalah tho?(ari gene ada yang mo nyumbang Ikhlas?emang Ibu anak Fakir Miskin ya pake di kasih sumbangan?)

Tanya:
Memang jumlah tabungan Ibu berapa Rupiah dan berapa Dollar AS? Di bank mana saja?(hmm...jangan-jangan di Bank Swis juga ada nih! mo coba nyusul eang Kangkung yach Bu?!)

Menkes:
Wah, itu rahasia dong! Ndak elok kalau pamer-pamerkan..(hmm.. jangan-jangan ketakutan yah Bu uang sabetan di Depkes-nya gede?!)

NB: Ternyata negeri ini di pimpin oleh pemimpin-pemimpin yang tidak ber-OTAK (senese of crisis) seperti Ibu kita ini!!!ga' sanggup menanggulangi flu burung mendingan mundur saja Bu!

No comments: