Durasi: 2:00 Rasio Aspek Teater: 1,85:1 Pemain: Michael Moore, Charlton Heston, Marilyn Manson, Matt Stone Sutradara: Michael Moore Produser: Michael Moore, Charles Bishop, Jim Czarnecki, Michael Donovan, Kathleen Glynn Skenario: Michael Moore Sinematografi: Brian Danitz, Michael McDonough Musik: Jeff Gibbs
"Kami menyukai nonfiksi tapi kami tinggal di zaman yang fiktif. Kita hidup di suatu era dengan pemilihan umum yang fiktif dan menghasilkan presiden yang juga fiktif. Kita hidup di suatu tnasa dengan orang yang mengirimkan kita berperang dengan alasan-alasan fiktif. Apakah ini soal duct tape atau orange alerts yang fiktif, namun kami menentang perang ini Mr Bush. Kami malu dengan Anda, Mr Bush, kami malu dengan Anda. Dan setiap kali Anda mendengar Paus dan Dixie Chicks menentang Anda, waktu Anda telah usai. Terima kasih."
POTONGAN PIDATO TADI DISAMPAIKAN MICHAEL MOORE 23 MARET
Lalu saat filmnya, Bowling for Columbine, memenangi Oscar. Sikap sinis itu menuai kontroversi. Tak sedikit yang membenci. Namun tak sedikit pula pengagum sutradara film dokumenter ini. Buktinya dia menerima standing ovation dari hadirin, sambutan yang juga diterimanya ketika filmnya diputar kali pertama di Festival Film Cannes. Tak lama setelah penyelenggaraan Oscar, di aula Katedral St.
John the Divine, New York, ribuan orang antri di pintu masuk. Sahabat saya, Dhyta Caturani, mantan aktivis mahasiswa Yogyakarta yang kini bermukim di New York, ikut berdesakan. Michael Moore hendak bicara untuk sebuah acara pengumpulan dana.
Acaranya ramai. Moore lagi-lagi punya ide gendeng. Menurut Dhyta Oktober lalu, Moore mengambil mikrofon, menghidupkan ponselnya, dan melafalkan sebuah kalimat. Tak lama kemudian ia sibuk memencet telepon genggamnya. Moore meletakkan teleponnya di depan mikrofon.
Hening. Nada sambung dari telepon genggamnya memenuhi ruangan. Sejurus kemudian sebuah suara terdengar di ujung sana, "Gedung Putih, bisa dibantu?"
Moore menjawab dengan memperkenalkan diri. la lalu bilang bahwa bersamanya ada banyak orang yang ingin menyampaikan pesan untuk Presiden Bush. Lalu, bersama Moore, ribuan orang yang hadir di situ berteriak, "Mr President, your time is up".
LAHIR 23 APRIL 1954 01 FLINT, MICHIGAN
Hasilnya lumayan. Film pertamanya menarik perhatian publik. Dokumenter itu berbicara tentang apa yang terjadi di kota kelahirannya, Flint, setelah perusahaan mobil raksasa General Motors menutup pabriknya dan pindah ke suatu tempat di Mexico.
Selain sebagai sutradara, Moore juga dikenal sebagai aktivis, penulis buku, dan produser program acara televisi. la menyutra-darai dua serial televisi TV Nation dan The Awful Truth. Seperti juga film-filmnya, kedua program ini sangat satiris. TV Nation disiarkan di NBC dan kemudian Fox.
Moore menulis Downsize This'. (1997), Stupid White Men (2002), dan Dude, Where's My Country? (Oktober 2003). Pada buku pertama, Moore mengulas kejahatan perusahaan-perusahaan raksasa Amerika. Dua buku yang terakhir berisi kritik terhadap kehidupan orang Amerika dan kebijakan luar negeri negara itu.
Stupid White Men yang diluncurkan 13 Maret 2002, sempat menduduki peringkat pertama daftar buku nonfiksi harian The New York Times. Situs resmi Michael Moore www.michaelmoore.com, menyebut buku ini juga menjadi best seller di Inggris, Jerman, Australia, Jepang, Irlandia, dan Selandia Baru. Buku ini juga sudah diterjemahkan dalam 24 bahasa dan terjual lebih dari tiga juta kopi di seluruh dunia. Sekarang ia tentu tidak perlu lagi membuka tempat bermain bingo.
Tanggal 31 Oktober 2003, ketika saya mengunjungi daftar buku terlaris di situs The New York Times, buku Dude, Where's My Country? bercokol di urutan teratas kategori nonfiksi.
Moore juga sempat membuat video musik Testify berkolaborasi dengan kelompok band Rage Against The Machine. Videonya memprotes Wall Street dan dana-dana investasi Amerika yang berkeliaran di luar negeri. Karyanya ini, menurut Internet Movies Data Base (www.imdb.com), sempat membuat bursa saham New York Stock Exchange tutup lebih cepat pada suatu hari perdagangan. la sempat berurusan dengan aparat gara-gara ini.
BOWLING FOR COLUMBINE, FILM YANG MENARIK PERHATIAN PUBLIK
Amerika belakangan ini, diilhami oleh sebuah tragedi. Tanggal 20 April 1999, terjadi penembakan oleh dua orang siswa sekolah menengah umum Columbine di Littleton, Colorado, terhadap para pelajar yang sedang ramai di kantin sekolah. Duabelas pelajar dan seorang guru tewas. Pelaku penembakan itu, Eric Harris dan Dylan Kelbold, keduanya berusia 18 tahun, akhirnya bunuh diri.
Kedua remaja itu membawa beberapa senjata api dan 97 buah bom dalam berbagai bentuk serta ukuran. Bom-bom ini ikut diledakkan dalam penyerangan itu. Limapuluh lima tembakan meluncur dari senapan semiotomatis yang mereka bawa.
Bowling for Columbine diawali oleh pertanyaan Moore, "Apakah kita sebuah bangsa yang gila senjata atau kita memang gila?"
Masih di awal film, Moore terlihat menuju sebuah bank, la mengisi formulir aplikasi untuk membuka rekening. North Country Bank memberikan senjata api untuk setiap nasabah baru yang membuka jenis rekening tertentu. Selain menunjukkan betapa mudahnya mendapatkan senjata, Moore berhasil menunjukkan rasisme yang terselubung di bank itu. Kolom pertanyaan apa jenis ras nasabah, menurut petugas bank, akan memengaruhi apakah sebuah aplikasi diterima atau ditolak.
Lalu, Moore menjejalkan semua data ke penonton tentang keterlibatan Amerika Serikat dalam berbagai peristiwa penting di dunia, dari 1953 sampai 2001. "Presentasi" yang diiringi lagu What a Wonderful World oleh penyanyi ternama Louis Armstrong itu diakhirinya dengan gambar dokumentasi penyerangan gedung World Trade Center pada 11 September 2001. Dengan ciamik paparan dosa AS ditutup dengan "Osama bin Bin Laden uses his expert CIA training to murder 3,000 people."
Footage menjadi andalan Moore. Tak kurang dari 58 lembaga arsip, perusahaan film, stasiun televisi, dan perpustakaan diandalkannya. Gaya jurnalistik hadir dominan dengan mewawancarai banyak orang. Narasumbernya warga biasa, bentuk pertanyaannya tidak ribet. Lagaknya seperti orang yang penuh rasa ingin tahu. Untuk menunjukkan kontras paranoia bangsanya, Moore perlu menyeberang ke Kanada. Satu per satu rumah warga didatanginya, diketuk, kalau perlu langung membuka pintunya. Apa yang didapatinya dari tindakan itu? Sederhana. Dibandingkan warga Amerika yang gila membeli senjata api untuk mempertahankan diri, kebanyakan warga Kanada tak mengunci pintu rumahnya.
Moore senang menggunakan teknik mengolah cerita dan menampilkannya sebagai sebuah konflik yang berhadap-hadapan. Sepanjang film, pola bercerita seperti ini tidak sulit ditemui. Terlihat misalnya dalam segmen Presiden National Rifle Association Charlton Heston yang berpidato dan Tom Mauser, ayah Daniel, korban penembakan di sekolah Columbine, berorasi dalam demonstrasi menentang kedatangan Heston. Kedua orang ini seperti berdialog satu sama lain.
Jurus sama ditunjukkan ketika Moore menyajikan kontroversi kelompok religius yang mengecam Marilyn Manson, penyanyi punk yang lirik dan aksi panggungnya dituduh mengins-pirasi para siswa pelaku pembantaian di Columbine. Moore datang mewawancarai Manson. Hasilnya, wawancara Manson dan orasi sang demonstran tampil berselang-seling seperti sebuah dialog.
Marilyn Manson cukup mendapat tempat dalam Bowling for Columbine. Terlahir sebagai Brian Warner pada 1969, nama panggung bintang ini diambil dari nama depan Marylin Monroe, aktris legendaris Amerika, dan penjahat yang juga legendaris karena serangkaian pembunuhan yang dilakukannya, Charles Manson. Moore sempat dikritik lantaran menghilangkan informasi soal Charles Manson ini dalam filmnya.
Bersama dengan kelompok bandnya, Marylin Manson dikenal suka menggunakan kostum yang ganjil. la pernah menyuntik tubuhnya dengan silikon sehingga seperti postur tubuh perempuan. Terhadap tuduhan telah menginspirasikan kekerasan, Marilyn Manson menolak. la dengan cerdas justru membahas bagaimana media tidak tertarik menyoal presiden yang mefempar bom di luar negeri. Penembakan di Columbine memang terjadi di hari yang sama saat AS mengebom Kosovo.
Saat ditanya Moore apa yang akan ia sampaikan terhadap remaja dan generasi muda Amerika, Manson hanya mengatakan bahwa ia tidak akan berkata apapun pada mereka. "Saya hanya akan mendengar apa yang mereka katakan."
By: Fendry P
No comments:
Post a Comment