Sunday, April 02, 2006

Dasar Pemikiran HMI (MPO)

Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) merupakan organisasi mahasiswa yang selalu eksis dalam bidang intelektual dan pergerakan. Setiap aktivitas yang dilakukan selalu bernafaskan fakir dan dzikir. Dua dimensi ini bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Selama kurun waktu sejarah HMI, berfikir dan bertindak kritis revolusioner dan anti kemapanan telah menjadi pola khas bagi setiap kader HMI-MPO yang menjadi korban refresif orde baru yang otoriter. Sementara pada dzikir, HMI-MPO tidak menempatkannya pada posisi make-up dan asesoris belaka. Sisi ideologis ini menjadi salah satu kerangka acuan dalam upaya menangkal krisis rohani kader, sebuah keinginan mulia kearah komitmen terhadap Islam. Bagi HMI-MPO, Islam tidak bisa diterjemahkan hanya sebagai agama, tetapi juga menjadi wacana dalam segala artikulasi intelektual dan sosial politiknya.

Tipologi ideal bagi HMI-MPO terjewantahkan dalam karakter insan ulil albab yang disebut dalam al-Quran sebagai: (1) Mempunyai etos intelektual yang tinggi. (2) Kritis-analitis-selektif dan tidak terjebak dalam opini publik yang menyesatkan. (3) Berdakwah dan menyatakan kebenaran dengan segala konsekuensinya. (4) Bersifat independent dan hanya takut kepada Allah SWT. (5) Rajin beribadah terutama qiyamullail yang merupakan energi dan spirit yang akan memompa semangat juang para aktivis kebenaran.

HMI-MPO memposisikan dirinya sebagai organisasi perkaderan dan perjuangan. Karena eksistensi Islam sampai sekarang ini diyakini tidak terlepas dari proses kaderisasi dan perjuangan nabi Muhammad SAW, lima belas abad yang lalu. Maka HMI-MPO memandang bahwa sebuah peradaban yang par-exellence (masyarakat yang diridhoi oleh Allah)yang terlahir dari sebuah proses panjang perkaderan dan perjuangan secara perennial untuk mencipta insan ulil albab. Dimana komitmen ideologis keberislaman menjadi ruh dan nafas gerakannya.

HMI-MPO telah membuktikan dirinya sebagai organisasi anti kemapanan dan hanya dependen terhadap kebenaran. Siapapun yang berada pada posisi penindas adalah LAWAN. Dan siapapun yang berada di posisi tertindas adalah KAWAN. Kokoh secara ideologis dan militant secara praksis. Dia tidak bisa dikotak-kotakan ke dalam gerakan "kanan" ataupun "kiri". Baginya keberpihakan kepada kebenaran dan keberpihakan kepada kaum mustadl'afin (yang tertindas) adalah satu tarikan nafas. Yakin Usaha Sampai!!!!


By : Buddy

No comments: