Seperti yang telah diramalkan sebelum ini, China terus tumbuh menjadi adidaya yang komplet, ya ekonomi, ya sains-teknologi, dan juga militer.
Dibidang ekonomi, kemarin kita baca beritanya bahwa sekarang ini produk domestik bruto (PDB)-nya yang sebesar 2,26 triliun dollar AS telah melewati Inggris (2,22 triliundillar AS). Ia menjadi kekuatan ekonomi nomor empat dunia setelah AS, Jepang, dan Jerman.
Membaca tentang kemajuan bangsa-bangsa seperti itu, di satu pihak kita dibuat kagum, tetapi disisi lain kita terhenyak sedih. China yang hingga dua dekade silam masih amat terkebelakang, hidup dibawah sistem politik yang terbelenggu, kini jauh di atas Indonesia.
Bahkan inggris yang sudah menjadi salah satu pilar utama negara industri dunia dalam Kelompok G-8 sudah di lewarti. Tentu saja China sudah melewati Italia, kanada, dan juga Rusia.
Targetnya kini hanya tinggal tiga, dan yang paling ultimate tentu saja AS. Adidaya satu-satunya ini sekarang memang masih sering disebut sebagai kekuatan ekonomi yang mahahebat. Dengan PDB 2005 sekitar 12,49 triliun dollar AS, jelas AS adalah negara superkaya, sampai ada yang mengibaratkan ekonominya bak sumur tanpa dasar. Jepang yang nomor dua setelahnya saja masih berukuran sekitar sepertiganya, yaitu dengan PDB sekitar 4,46 triliun dollar AS. Sementara itu, PDB Indonesia masih sekitar 270 miliar dollar AS.
Selain China, kita juga menyaksikan kebangkitan India yang punya PDB sekitar 719,8 miliar dollar AS.
China dari berbagai seginya menampilkan pertumbuhan yang cukup fenomenal. Seperti yang telah di singgung diatas, ia tampak tengah menapak ke jenjang adidaya paripurna. Ekonomi-jika tidak ada perkembangan politik yang dramatik-pasti akan terus tumbuh, ditopang oleh pasar domestik yang mahabesar, dengan penduduk 1,2 miliar, dan juga penetrasi ekspor yang mengglobal.
Selain itu, ia juga terus menguasai IPTEK, bahkan yang paling canggih sekalipun, seperti di bidang ruang angkasa. Yang terakhir, tentu saja yang banyak menggelisahkan AS akhir-akhir ini, adalah perkembangan kemampuan militernya.
Bahwa China akan menjadi negara adidaya mungkin juga sudah menjadi takdir sejarah, sama halnya dengan AS di abad ke20 kemarin. Namun, jika ia ingin dipandang sebagai adidaya yang melahirkan kedamaian dilingkungan tetangga Asianya, dan buka sebagai kekuatan yang mencemaskan, pastilah dari sekarang China juga melancarkan politik bertetangga baik. Ia tidak akan nyaman, bahkan bisa kesulitan, menjadi sosok yang kaya ditengah lingkungan yang di sana-sini masih ketinggalan.
By : Kompas
No comments:
Post a Comment