Wednesday, July 19, 2006

Pengantar H. Ir. Azwar Anas

Mengenal Yang Maha Pencipta menjadi sangat penting sebab tanpa pengenalan yang benar, manusia bisa tersesat dan mencelakakan dirinya sendiri. Ibaratnya seperti seorang pesuruh yang diminta majikannya untuk mengantarkan surat kepada bosnya, Pak Herman. Majikan tersebut sebenarnya ingin minta izin bahwa ia tak dapat masuk kantor hari ini karena demam yang membuat sekujur badannya lemah. Padahal ada tugas yang musti diselesaikan hari ini. Kalau ia tak menuntaskannya hari ini, maka ia bisa dipecat dari perusahaan.

Pesuruhnya tadi diberitahu nama dan alamat si bos dan lalu pergi begitu saja tanpa sempat dijelaskan ciri-cirinya. Sesampai di alamat yang dituju, ia langsung mengeloyor masuk begitu saja melewati pintu gerbang. Di halaman ia bertemu dengan seorang lelaki yang mengenakan celana pendek dan kaos oblong putih-polos sedang menyiram halaman rumah. Ia menyangkanya salah seorang pembantu Pak Herman. Tanpa banyak basa-basi, ia bertanya dengan agak lancang dan nada tinggi, "Mana yang bernama Herman, tolong panggilkan, aku ingin bertemu dengannya untuk menyampaikan suatu pesan penting!" Orang yang sedang menyiangi tanaman di halaman yang tak lain adalah Pak Herman sendiri, tampak keheranan melihat tingkah sombong tamunya. Setengah jengkel, ia berkata kepadanya,"Di sini tak ada yang bernama Herman. Saudara barangkali salah alamat. Tolong cari di tempat lain saja." Si pesuruh tadi buru-buru membalikkan badan dan melenggang begitu saja meninggalkan rumah Pak Herman.

Ia tidak berusaha mencari atau bertanya kepada orang di sekitarnya tentang alamat atau ciri-ciri Pak Herman. Karena merasa tidak berhasil menemukan orang yang bernama Herman, maka ia memutuskan untuk pulang saja dan mengadukan semuanya kepada sang majikan. Betapa heran sang majikan melihat psuruhnya pulang dengan tangan hampa. Ia padahal telah memberikan alamat yang jelas dan benar. Tapi si pesuruh menyangkal. Meski ia telah sampai di alamat yang dituju, namun ia tidak menemukan Pak Herman, malah dikatakan salah alamat. Ketika sang majikan memintanya untuk menyebutkan ciri-ciri orang yang ditemuinya di alamat tersebut. Dengan bersemangat ia menjelaskannya dengan detail; badannya yang tambun, rambutnya yang mulai memutih, kulitnya yang gelap, dan matanya yang agak sipit. Demi mendengar semua penjelasan tadi, sang majikan yakin bahwa orang yang dijumpai pesuruhnya tadi adalah Pak Herman sendiri. Ia langsung mendamprat pesuruhnya karena tindakannya yang amat konyol dan membodohkan dirinya sendiri itu. Kontan saja, si pesuruh sangat malu dan merasa bersalah atas itu semua. Dengan memohon-mohon ia minta kepada majikannya agar tidak diberhentikan dan disuruh pulang kampung.

Demikianlah gambaran orang yang hanya tahu nama-nama Dia Yang Maha Pencipta akan tetapi tidak mengenalnya dengan baik. Manusia bisa tersesat oleh karenanya. Buku ini berusaha melempangkan jalan bagaimana agar manusia dapat mengenal Allah dengan baik. Pertama-tama dengan membersihkan diri sendiri (tanziih). Menyusul kemudian nanti langkah-langkah berikutnya, yakni; tazyiin (menghias diri), taat, dan tawakkal. Masing-masing insya Allah akan tertuang dalam sajian buku yang menarik. Dengan panduan empat tahapan itulah, insya Allah, usaha manusia untuk mengenal Tuhannya akan berhasil. Amiin

By : Azwar Anas

No comments: